Persia adalah salah satu suku yang tergolong dalam Bangsa Iran, menggunakan bahasa Persia dan juga mempunyai persamaan dalam kebudayaan dengan bangsa Iran yang lainnya. Bangsa ini mayoritas di Iran dan minoritas di beberapa negara-negara lain seperti Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, Irak dan juga beberapa negara di Timur Tengah.
Bahasa
Bahasa Persia adalah salah satu bahasa yang tertua di dunia yang masih digunakan hingga hari ini. Bahasa Persia turut terkenal karena tradisi sastranya dan sastrawan-sastrawannya yang terkenal dan berbakat. Antaranya ialah Hafez, Ferdowsi, Khayyam, Attar, Saadi, Nezami, Roudaki dan juga Rumi. Bahasa ini tergolong dalam keluarga bahasa Indo-Eropa dan merupakan bahasa resmi di Iran, Tajikistan dan Afganistan.
Bahasa Persia turut memengaruhi bahasa Indonesia dari segi nama yang merupakan nama tempat Persia purba, seperti Johansyah (Johan Shah) dan Firmansyah. Selain itu beberapa kosakata Persia lain turut diserap seperti arak, bait, bandar, menara, anggur, ratna (rakna), jahanam, topan (taufan), waswas, dll.
Agama
Peradaban Persia telah memperkenalkan tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahá'í. Agama-agama lain termasuk Mazdak dan Manikeanisme yang keduanya secara tidak langsungnya memengaruhi agama Kristen: Keduanya berakar dari agama Zoroastrianisme. Sekarang, banyak cendekiawan memperdebatkan tentang agama yang mana terbit dahulu, Zoroastrianisme atau Yahudi. Tetapi mereka telah bersetuju bahwa Zoroastrianisme datang dahulu kalau diambil dari perspektif angelologi (doktrin tentang malaikat), demonologi (doktrin tentang setan) dan doktrin mengenai kiamat dan bencana alam.[36]
Sekarang, mayoritas orang Persia beragama Islam (aliran Syi'ah) dan juga terdapat kelompok minoritas beragama Islam (aliran Sunnah Waljamaah), Zoroastrianisme, Kristen, Yahudi dan Bahá'í. Terdapat juga ateis dan agnostik. Orang Persia mulai memeluk Islam sekitar tahun 637 – 651. Hal itu terkait rapat dengan penyebaran Islam pada zaman Khulafa'ur Rasyidin.
Tempat tinggal
Mayoritas bangsa Persia berdomisili di Iran. Selain itu, bangsa Persia juga menjadi minoritas di beberapa negara lainnya, seperti Afganistan, Tajikistan, dan Uzbekistan, bahkan Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, serta beberapa negara lainnya di Timur Tengah.
Keistimewaan bangsa Persia
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena itu, tidak mengherankan apabila pada masa Kerajaan Safawiyah (1501-1736 M.) tradisi keilmuan ini terus berlanjut.[4] Ada beberapa ilmuwan yang terkenal dan begitu semangat dalam mencari ilmu pengetahuan pada masa kerajaan ini, yaitu Baha al-Din al-Syaerazi, seorang filsuf, dan Muhammad Baqir bin Muhammad Damad, yang selain seorang filsuf, juga ahli sejarah, teologi, dan pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah.
Bukti lain bahwa ilmu pengetahuan umum telah berkembang pada Kerajaan Safawiyah (Persia) adalah bidang seni. Kemajuan tampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Shah yang dibangun pada tahun 1611 M. dan Masjid Syaikh Luth Allah yang dibangun pada tahun 1603 M. Unsur keistimewaan lain terlihat pula pada kerajinan tangan, keramik, karpet permadani, pakaian, hasil tenun, mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Selain dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan lainnya, bidang politik dan militer juga jadi prioritas dari kelebihan Kerajaan Safawi, yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengisi peradaban Islam.
Kelemahan Bangsa Persia
Selain itu, bangsa ini juga lebih bersifat introvert atau tertutup dan tidak melihat bangsa lain seperti Arab sebagai bangsa yang maju. Pandangan ini juga lah yang menjadi salah satu alasan bangsa Persia tidak mau tunduk pada pemerintahan Arab. sejarah mencatat bahwa Penaklukan Arab atas Persia menghabiskan waktu sekitar satu decade. Pasukan Islam menerima perlawanan yang jauh lebih sengit dari pada orang-orang Suriah.
0 komentar:
Post a Comment